Cerita rakyat dalam bahasa Inggris disebut folktales, yaitu bagian dari teks naratif dan seringkali digunakan untuk cerita pengantar tidur, selain fabel. Untuk menambah pengetahuanmu tentang jenis teks ini, yuk simak contoh cerita rakyat bahasa inggris singkat berikut ini!
Apa itu Cerita Rakyat (Folktales)?
Cerita rakyat atau folktales adalah cerita yang diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam suatu kelompok budaya atau daerah tertentu.
Kisah-kisah ini sering kali mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pelajaran moral dari budaya asal mereka. Cerita rakyat adalah salah satu bentuk cerita yang dapat ditemukan di hampir setiap budaya di seluruh dunia.
Kumpulan Cerita Rakyat Bahasa Inggris dari Berbagai Negara dan Terjemahannya
Tidak lengkap rasanya jika membahas cerita rakyat tanpa adanya contohnya. Berikut contoh cerita dari berbagai negara:
Contoh 1: Cerita rakyat dari Indonesia
Malin Kundang
Once upon a time, in a small coastal village in Indonesia, there lived a poor woman named Siti Fatimah. She had a son named Malin Kundang, who was known for his striking handsomeness and strong physique.
One day, a merchant ship anchored near their village, and Malin Kundang saw an opportunity for a better life. He decided to leave his mother and seek his fortune at sea. Tearfully, Siti Fatimah blessed her son and gave him her only valuable possession, a beautifully woven songket (traditional cloth), to keep him safe and remember her by.
Malin Kundang joined the ship’s crew and quickly proved himself to be a skilled sailor. Over the years, he rose through the ranks and eventually became the ship’s captain. He amassed great wealth and lived a luxurious life in a distant land.
Years passed, and Malin Kundang became arrogant and forgetful of his humble origins. He married a wealthy woman and adopted the habits of the rich. He had a grand mansion, servants, and all the luxuries he could desire.
One day, while Malin Kundang’s ship was anchored near his old village, word reached Siti Fatimah that her long-lost son had returned as a rich captain. Filled with joy and longing, she hurried to the shore to meet him.
When Malin Kundang saw an old, ragged woman approaching, he did not recognize her as his mother. He arrogantly denied knowing her, ashamed of his impoverished past. He refused to acknowledge her as his mother and said, “I have no mother! You must be mistaken!”
Siti Fatimah was heartbroken and devastated by her son’s rejection. With tears streaming down her face, she uttered a curse, “If you are truly my son, then may you never set foot on land again unless it is the land where you will find your own mother’s grave.”
Suddenly, a great storm arose, and the ship was tossed about on the turbulent sea. The crew desperately tried to navigate the vessel, but the waves were merciless. Malin Kundang realized the gravity of his mother’s curse and begged for forgiveness, but it was too late.
The ship was struck by lightning, and it turned into stone. Malin Kundang and his entire crew were transformed into stone statues on the ship’s deck, forever condemned to sail the seas as a testament to his ungratefulness.
Terjemahan
Dahulu kala, di sebuah desa kecil di tepi pantai di Indonesia, hiduplah seorang wanita miskin bernama Siti Fatimah. Dia memiliki seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang, yang terkenal karena kegantengan dan tubuhnya yang kuat.
Suatu hari, sebuah kapal dagang berlabuh di dekat desa mereka, dan Malin Kundang melihat kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik. Dia memutuskan untuk meninggalkan ibunya dan mencari keberuntungannya di laut. Dengan berlinang air mata, Siti Fatimah memberkati anaknya dan memberikannya satu-satunya barang berharga miliknya, sehelai kain songket yang indah, untuk menjaganya tetap aman dan mengingatinya.
Malin Kundang bergabung dengan kru kapal dan dengan cepat membuktikan dirinya sebagai seorang pelaut yang terampil. Selama bertahun-tahun, dia naik pangkat dan akhirnya menjadi kapten kapal. Dia mengumpulkan kekayaan besar dan hidup mewah di tanah yang jauh.
Tahun-tahun berlalu, dan Malin Kundang menjadi sombong dan melupakan asal-usulnya yang rendah hati. Dia menikahi seorang wanita kaya dan mengadopsi kebiasaan orang kaya. Dia memiliki sebuah istana besar, pelayan, dan semua kemewahan yang bisa diinginkannya.
Suatu hari, ketika kapal Malin Kundang berlabuh di dekat desanya yang lama, kabar tersebut sampai kepada Siti Fatimah bahwa anaknya yang telah lama hilang telah kembali sebagai seorang kapten kaya. Penuh dengan sukacita dan kerinduan, dia bergegas ke pantai untuk bertemu dengannya.
Ketika Malin Kundang melihat seorang wanita tua dan kumuh mendekat, dia tidak mengenalinya sebagai ibunya. Dia dengan sombong menyangkal mengenalnya, malu dengan masa lalunya yang miskin. Dia menolak untuk mengakui ibunya dan berkata, “Aku tidak punya ibu! Kau pasti salah!”
Siti Fatimah hancur hati dan terpukul oleh penolakan anaknya. Dengan air mata mengalir di wajahnya, dia mengucapkan kutukan, “Jika kau benar-benar anakku, maka kiranya kau tidak akan pernah menginjakkan kaki di daratan lagi kecuali daratan di mana kau akan menemukan makam ibumu sendiri.”
Tiba-tiba, badai besar muncul, dan kapal itu terombang-ambing di laut yang bergelora. Para kru dengan putus asa mencoba mengendalikan kapal, tetapi ombaknya kejam. Malin Kundang menyadari beratnya kutukan ibunya dan memohon ampun, tetapi sudah terlambat.
Kapal itu terkena petir, dan berubah menjadi batu. Malin Kundang dan seluruh krunya berubah menjadi patung batu di dek kapal, selamanya dikutuk untuk berlayar di lautan sebagai bukti ketidakbersyukurannya.
Contoh 2: Cerita rakyat dari Amerika
Paul Bunyan and Babe the Blue Ox: The Creation of the Great Lakes
Long ago, in the vast wilderness of North America, there lived a giant lumberjack named Paul Bunyan. He was known far and wide for his incredible size, strength, and the giant axe he wielded. By his side, there was his loyal companion, Babe the Blue Ox, whose fur was as blue as the sky on a clear summer day.
One winter’s day, Paul and Babe found themselves in the northern woods of Minnesota. The snow was falling heavily, covering the land in a thick, white blanket. As they journeyed through the forest, they realized that something was amiss. The animals were struggling to find water, for all the streams and lakes were frozen solid.
Paul, with his sharp mind and even sharper axe, decided it was time to lend a hand. He swung his mighty axe into the ground, creating a massive crater. With Babe’s help, they started to dig. They dug deeper and deeper, and as they did, the earth trembled beneath their feet.
After hours of digging, Paul and Babe hit something hard. It was the edge of a gigantic underground lake. Water started gushing out, creating a river so wide that even Babe couldn’t jump across it. This river flowed southward, forming a chain of lakes, and it became known as the Mississippi River.
But Paul Bunyan and Babe didn’t stop there. They continued to dig, expanding the lake system. Paul swung his axe so powerfully that the ground shook, and trees toppled like matchsticks. He named the new lakes one by one – Lake Superior, Lake Michigan, Lake Huron, Lake Erie, and Lake Ontario.
With each swing of his axe, the lakes grew larger, deeper, and more magnificent. These became the Great Lakes, some of the largest and most beautiful bodies of freshwater in the world.
As Paul Bunyan and Babe worked tirelessly, the sun began to set. The lakes sparkled in the fading light, reflecting the blue of the sky and the orange of the setting sun. The animals rejoiced, and the people who settled near the lakes thanked Paul and Babe for their incredible gift.
From that day on, the Great Lakes provided water, fish, and transportation for countless people, all thanks to the hard work and kindness of Paul Bunyan and Babe the Blue Ox. They continued their adventures, leaving behind a legacy of wonder and awe that lives on in the tales of the great lumberjack and his faithful companion.
Terjemahan
Dahulu kala, di belantara luas Amerika Utara, hiduplah seorang raksasa penebang kayu bernama Paul Bunyan. Dia terkenal luas karena ukurannya yang luar biasa, kekuatannya, dan kapak raksasa yang dipegangnya. Di sisinya, ada sahabat setianya, Babe Si Lembu Biru, yang bulunya biru seperti langit pada hari musim panas yang cerah.
Suatu hari musim dingin, Paul dan Babe berada di hutan utara Minnesota. Salju turun dengan lebat, menutupi tanah dengan selimut putih tebal. Saat mereka berjalan melalui hutan, mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Hewan-hewan kesulitan mencari air, karena semua sungai dan danau membeku.
Paul, dengan pikiran yang tajam dan kapaknya yang tajam, memutuskan untuk membantu. Dia mengayunkan kapaknya ke tanah, menciptakan kawah besar. Dengan bantuan Babe, mereka mulai menggali. Mereka menggali lebih dalam, dan seiring mereka menggali, bumi gemetar di bawah kaki mereka.
Setelah berjam-jam menggali, Paul dan Babe menemukan sesuatu yang keras. Itu adalah tepian dari danau bawah tanah raksasa. Air mulai memancar keluar, menciptakan sungai begitu lebar sehingga bahkan Babe pun tidak bisa melompatiinya. Sungai ini mengalir ke selatan, membentuk rangkaian danau, dan dikenal sebagai Sungai Mississippi.
Tapi Paul Bunyan dan Babe tidak berhenti di situ. Mereka terus menggali, memperluas sistem danau. Paul mengayunkan kapaknya dengan begitu kuat sehingga tanah berguncang, dan pohon-pohon roboh seperti tusuk gigi. Dia memberi nama danau-danau baru satu per satu – Danau Superior, Danau Michigan, Danau Huron, Danau Erie, dan Danau Ontario.
Setiap kali ia mengayunkan kapaknya, danau-danau tumbuh lebih besar, lebih dalam, dan lebih megah. Mereka menjadi Great Lakes, beberapa dari danau air tawar terbesar dan paling indah di dunia.
Saat Paul Bunyan dan Babe bekerja tanpa lelah, matahari mulai terbenam. Danau-danau berkilau di cahaya yang memudar, memantulkan birunya langit dan oranye matahari terbenam. Hewan-hewan bersuka cita, dan orang-orang yang menetap di dekat danau berterima kasih kepada Paul dan Babe atas hadiah luar biasa mereka.
Sejak hari itu, Great Lakes menyediakan air, ikan, dan transportasi bagi banyak orang, semua berkat kerja keras dan kebaikan Paul Bunyan dan Babe Si Lembu Biru. Mereka melanjutkan petualangan mereka, meninggalkan warisan keajaiban dan kekaguman yang hidup dalam cerita tentang penebang kayu hebat dan sahabat setianya.
Contoh 3: Cerita rakyat dari Inggris
The Chained Oak of Alton Towers
Once upon a time, in the early 19th century, there lived a wealthy landowner named Earl Talbot in the vicinity of Alton Towers. Earl Talbot was a man known for his arrogance and disregard for the well-being of the common folk who lived on his land.
One fateful day, as Earl Talbot was riding his horse through the woods near his estate, he encountered an old beggar woman who was desperately in need of help. She approached him, her voice frail and trembling, and asked for some assistance or alms. Earl Talbot, however, was in a foul mood that day and dismissed her with disdain, refusing her plea for aid.
The old woman, crushed by his cruelty, placed a curse upon the callous earl and his estate, vowing that the Talbot family would know misfortune for generations to come. With a wicked incantation, she proclaimed, “For every branch on the Old Oak tree that falls, a member of the Talbot family shall die!”
Earl Talbot scoffed at the curse and rode away, believing it to be nothing more than the ramblings of a deranged beggar. However, as time passed, strange and unfortunate events began to plague the Talbot family. Misfortunes included illness, accidents, and untimely deaths, all seemingly linked to the curse of the beggar woman.
Disturbed by the family’s suffering, a local wise woman advised Earl Talbot to seek the beggar woman’s forgiveness and break the curse. Fearing for his family’s future, he complied. He journeyed into the woods to find the beggar woman but soon discovered that she had passed away, and her spirit was beyond reach.
Desperate to atone for his actions, Earl Talbot ordered a massive iron chain to be wrapped around the oldest oak tree near Alton Towers, known as the Chained Oak. He vowed that the chain would remain intact until a member of the Talbot family would willingly seek the forgiveness of the beggar woman’s ghost.
For generations, the chain remained around the Chained Oak, and the curse persisted, taking a toll on the Talbot family. It wasn’t until many years later that a descendant of the earl, realizing the gravity of the curse, sought out the ghost of the beggar woman and begged for her forgiveness.
The curse was finally lifted, and the chain was removed from the Chained Oak.
Terjemahan
Dahulu kala, pada awal abad ke-19, hiduplah seorang pemilik tanah kaya raya bernama Earl Talbot di sekitar Alton Towers. Earl Talbot adalah seorang yang dikenal karena kesombongannya dan ketidakpeduliannya terhadap kesejahteraan rakyat biasa yang tinggal di tanahnya.
Suatu hari yang menentukan, ketika Earl Talbot sedang menunggang kuda melalui hutan di dekat tanahnya, dia bertemu dengan seorang wanita tua pengemis yang sangat membutuhkan pertolongan. Dia mendekatinya, suaranya lemah dan gemetar, dan meminta bantuan atau sedekah. Namun, Earl Talbot dalam suasana hati yang buruk pada hari itu dan menolaknya dengan sikap merendahkan, menolak permohonan pertolongannya.
Wanita tua itu, hancur oleh kekejamannya, meletakkan kutukan pada earl yang acuh tak acuh dan tanah miliknya, bersumpah bahwa keluarga Talbot akan mengalami kesialan untuk generasi yang akan datang. Dengan mantra jahat, dia menyatakan, “Untuk setiap cabang di Pohon Oak Tua yang jatuh, seorang anggota keluarga Talbot akan mati!”
Earl Talbot mengejek kutukan itu dan pergi menjauh, percaya itu tidak lebih dari keluhan seorang pengemis yang gila. Namun, seiring berjalannya waktu, peristiwa aneh dan tidak menguntungkan mulai menimpa keluarga Talbot. Kesialan termasuk penyakit, kecelakaan, dan kematian yang tidak wajar, semuanya tampaknya terkait dengan kutukan wanita pengemis.
Terusik oleh penderitaan keluarga itu, seorang perempuan bijak lokal menasihati Earl Talbot untuk meminta maaf kepada wanita pengemis dan menghentikan kutukan itu. Takut akan masa depan keluarganya, dia patuh. Dia pergi ke hutan untuk mencari wanita pengemis tetapi segera menemukan bahwa dia telah meninggal, dan rohnya sudah tak terjangkau.
Putus asa untuk menebus tindakannya, Earl Talbot memerintahkan rantai besi besar untuk dibungkus di sekitar pohon oak tertua di dekat Alton Towers, yang dikenal sebagai Chained Oak. Dia bersumpah bahwa rantai itu akan tetap utuh sampai seorang anggota keluarga Talbot bersedia mencari maaf dari hantu wanita pengemis.
Selama beberapa generasi, rantai tetap berada di sekitar Chained Oak, dan kutukan berlanjut, memakan korban dari keluarga Talbot. Barulah bertahun-tahun kemudian keturunan earl, menyadari beratnya kutukan, mencari hantu wanita pengemis dan memohonkan maafnya.
Kutukan akhirnya terangkat, dan rantai itu dilepaskan dari Chained Oak.
Demikianlah penjelasan tentang cerita rakyat bahasa Inggris (folktales) dan contohnya dari beberapa negara. Jika kamu ingin meningkatkan kemampuan storytelling, terutama menceritakan tentang folktales, kamu bisa bergabung di program Jago Speaking dari Jagobahasa.
Dengan harga mulai Rp 299.000,- aja, kamu bisa belajar bahasa Inggris materi speaking, seperti pronunciation secara intensif dengan dibimbing oleh teacher yang berpengalaman.